Oleh: Ratnani Latifah
“Buku bisa memberi bantuan kalau kita jujur. Kalau bohong berarti mikir sendiri.” (hal 47).
Menumbuhkan sikap jujur dan kepedulian pada anak itu memang sangat penting. Pendidikan karakter ini akan membangun moral yang baik bagi anak. Sehingga anak tumbuh sebagai pribadi yang lebih bertanggung jawab. Berbeda jika anak tidak dididik dengan karakter tersebut. Anak akan tumbuh dengan sikap kurang peduli dan bertindak sesuka hati.
Buku ini memuat pembelajaran karakter sikap jujur dan kepedulian, yang sangat menarik dan cocok dibaca untuk anak. Karena cerita yang termaktub di sini, dipaparkan dengan gaya bahasa yang mudah dipahami. Ceritanya juga ringan dan mungkin sering terjadi di sekitar kita. Jadi selama membaca kita tidak akan mengalami kebosanan. Sebaliknya kita akan merasa terhibur dengan cerita juga belajar banyak hal dari kisah tersebut.
Novel ini sendiri menceritakan tentang kisah hidup anak-anak kurang mampu, yang harus menjalani hidup dengan penuh perjuangan. Alin adalah anak yang kurang beruntung. Karena sejak bapaknya meninggal dunia, kini tinggal emaknya yang membanting tulang untuk dirinya. Akan tetapi tidak lama setelah itu sang emak pun tumbang. Sejak itu Alin-lah yang harus berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Karena keadaan itu Alin terpaksa menjambret. Akan tetapi yang ia curi bukanlah uang atau perhiasan. Ia hanya mencuri seplastik apel, yang sangat ingin ia berikan pada emaknya. Ia hanya ingin membahagiaan emaknya. Dengan memakan apel itu ia harap emaknya akan segera pulih. Namun siapa sangka, apel hasil jambretan itu malah menumbuhnya banyak sekali masalah beruntun lain yang tidak terduga.
Bersama sahabatnya, Jiko yang kutu buku, Alin mencoba menyelasaikan berbagai masalah yang ada. Berhasilkan Jiko dan Alin melakukannya? Dan apa saja ide-ide dari buku ajaib yang memberikan inspirasi bagi keduanya selama menyelesaikan masalah yang mereka hadapi?
Secara keseluruhan, novel ini sangat menarik dan menghibur. Tema yang diangkat pun menarik dan berbeda dari kebanyakan tema cerita anak yang sering saya baca. Selain mengisahkan permasalahan Alin dan Jiko, ada pula masalah lain yang dikembangkan penulis, yang semakin membuat kisah ini seru sekali untuk dibaca sampai akhir. Buku ini memuat cukup banyak pendidikan karakter bagi anak.
Dari keutamaan membaca,
“Dia tidak tahu kalau buku memberi tahu kita tentang banyak hal. semuanya ada di buku. Seluruh pengetahuan dunia ini ada di buku.” (hal 36).
Mengajarkan untuk selalu bersikap jujur,
“Kita tidak boleh bohong, apalagi kepada orangtua.” (hal 45).
Peduli pada sesama yang digambarkan pada kisah Yasmin yang rela mengajar anak-anak tidak mampu tanpa bayaran. Juga pembelajaran untuk memiliki semangat belajar yang tinggi. Tidak heran, jika novel ini menjadi “Pemenang Pertama pada Kompetisi Menulis Indiva 2019 Kategori Novel Anak”.
Srobyong, 12 Oktober 2020
Tragedi Apel dan Buku Ajaib Jiko
Judul : Tragedi Apel & Buku Ajaib Jiko
Penulis : Yosep Rustandi
Cetakan : Pertama, Juli 2020
Tebal : 160 halaman
ISBN : 978-623-253-002-7
“Buku bisa memberi bantuan kalau kita jujur. Kalau bohong berarti mikir sendiri.”
Alin, bocah lelaki delapan tahun itu terpaksa menjambret. Bukan untuk uang ataupun perhiasan, melainkan ‘hanya’ seplastik apel. Apel import besar beraroma harum, buah yang telah lama diidamkan emaknya. Emak sakit parah dan Alin ingin membahagiakan beliau supaya beliau cepat sembuh.
Akan tetapi, apel hasil jambretan itu justru membawa petaka. Bersama sahabatnya, Jiko si kutu buku, Alin berusaha keluar dari masalah pelik yang datang silih berganti. Ide-ide cemerlang hadir lewat buku ajaib Jiko, memberi titik terang pada permasalahan Alin.
Sebuah kisah yang seru, lucu, dan sarat pelajaran. Tak mengherankan jika cerita ini menjadi Pemenang I dalam Kompetisi Menulis Indiva 2019 Kategori Novel Anak. Sangat menginspirasi. Selamat membaca, Kawan!