Resensi Buku Psikologi Kebahagiaan
Oleh: Thomas Utomo (guru SD Negeri 1 Karangbanjar, Purbalingga)
Judul : Psikologi Kebahagiaan
Penulis : Taufik Kasturi, Yeni Mulati
Penerbit : Indiva Media Kreasi
Cetakan : Pertama, Maret 2023
Tebal : 168 halaman
ISBN : 978-623-253-139-0
Tidak ada manusia yang ingin selalu menderita dan rela senantiasa bergelimang duka lara. Manusia tentu ingin hidup bahagia. Untuk itu, manusia rela melakukan apa saja guna menggapainya, entah dengan cara baik atau buruk, lewat jalan penuh manfaat atau justru memerosokkan ke jurang mafsadat.
Lalu, apa sebenarnya bahagia itu? Sekadar rasa senang, puas, segala kebutuhan dan keinginan terpenuhi? Harta melimpah, tubuh sehat, dan bisa melakukan segala sesuatu sekehendak hati?
Buku Psikologi Kebahagiaan karya duet Taufik Kasturi dan Yeni Mulati berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dari berbagai sudut pandang, mulai perspektif pakar zaman Yunani Kuno, Barat kontemporer, maupun kalangan Islam.
Mengutip Socrates, bahagia adalah eudaimonia, artinya kebajikan, kebijaksanaan, atau kesenangan, bukan sekadar kegembiraan sesaat, melainkan bersifat objektif, tidak tergantung emosi manusia yang bersifat subjektif (halaman 33).
Menurut Oishi, bahagia adalah ketika orang menerima keadaan dirinya secara positif, dapat mengontrol diri maupun lingkungan dengan baik, jalinan komunikasi berjalan lancar, dan emosi-emosi positif individu semakin bertumbuh (halaman 34).
Sedangkan dari perspektif Islam, bahagia bukan sekadar feeling good, melainkan feeling right. Secara esensial, bahagia adalah kemampuan merespons kesedihan maupun kesusahan sebagai sesuatu yang tetap mengandung unsur kebaikan. Pribadi bahagia dapat mencari celah positif dalam setiap suasana maupun peristiwa—negatif sekalipun—dan menjadikannya sebagai sarana untuk tetap bersyukur. Rasa syukur ini yang bakal mengantarkan kepada tangga-tangga kebahagiaan lebih (halaman 36).
Tapi, dalam meraih bahagia, tidak sedikit orang justru terpatok kepada pemenuhan epithumia atau syahwat dan thunos atau harga juga kemuliaan diri semata. Senantiasa mengejar keduanya, sama saja mengejar bayangan sendiri; tidak akan pernah selesai, malah semakin merongrong.
Menurut Plato, bagaimana pun, epithumia dan thunos tetap dibutuhkan manusia. Namun, harus diimbangi dengan mengedepankan logistikon atau akal budi. Logistikon menjadi sumber inspirasi dan pertimbangan guna mengambil tindakan.
Seperti tertera dalam anak judul, buku ini membentangkan berbagai sudut pandang mengenai konsep bahagia, beserta pengejawantahan, implikasi, dan konsekuensinya. Dari berbagai perbedaan pandangan yang ada, penulis menarik benang penghubung satu sama lain, kemudian menyimpulkannya dengan bingkai perspektif Islam.
Kelebihan buku ini, kendati isinya cukup bertabur kutipan dan referensi, penulis sedemikian rupa menyadurnya dengan pilihan kata yang mudah dicerna; membuat para awam gampang memahami serta terpengaruh untuk mengejawantahkannya, yakni membangun kebahagiaan dari perspektif positif.
Data Buku
Judul : Psikologi Kebahagiaan
Penulis : Taufik Kasturi, Yeni Mulati
Penerbit : Indiva Media Kreasi
Cetakan : Pertama, Maret 2023
Tebal : 168 halaman
ISBN : 978-623-253-139-0
*Thomas Utomo adalah guru SD Negeri 1 Karangbanjar, Purbalingga, Jawa Tengah. Ia menulis cerpen, novel, resensi, catatan perjalanan, dan sebagainya. Saat ini, bermukim di Purbalingga, Jawa Tengah. Resensi ini telah dimuat di majalah Derap Guru.