judul gambar
judul gambar
ArtikelProfil Penulis

Sosok Maya Lestari Gf, dari Membaca Buku sampai Menulis Buku

judul gambar

Surakarta ─ INDIVA. “Di rumah sepupu ada banyak sekali buku. Kalau liburan, saya suka menginap di tempat mereka. Jadi, bisa dibilang latar belakang keluarga saya adalah keluarga buku.” Demikianlah yang disampaikan Maya, penulis novel anak dan remaja yang telah banyak kali memperoleh penghargaan.

Pada September lalu, dua bukunya yang diterbitkan oleh Indiva masuk dalam IBF Award 2023 nominasi kategori fiksi anak. Setelah itu, Maya juga mendapatkan penghargaan Writer of the Year Indonesia International Book Fair (IIBF) 2023 yang diselenggarakan oleh IKAPI Pusat. Berbagai penghargaan dari bermacam lembaga literasi juga sebelumnya telah diraih olehnya.

Tentunya, penghargaan tersebut tak mungkin bisa didapat tanpa adanya produktivitas dan kualitas dalam aktivitas menulisnya. Kesibukan Maya Lestari tak jauh-jauh dari aktivitas menulis dan membaca. Segudang aktivitasnya itu menjadikan tulisan-tulisannya semakin berkualitas.

“Ayah saya suka memberi majalah anak-anak sejak saya masih prasekolah. Saya itu berasal dari keluarga pendidik. Rata-rata keluarga ayah saya adalah guru, kepala sekolah, bahkan punya sekolah. Tiap kali datang ke rumah, mereka sering bawa buku cerita untuk saya,” ungkap Maya saat ditanya mengenai awal mula bisa jatuh cinta dengan menulis. Keluarga Maya sangat paham terhadap pentingnya aktivitas literasi. Lingkungannya yang mendukung dan akrab dengan buku tersebut menjadikannya tertarik untuk menulis. Maya mulai menekuni dunia menulis berawal dari keinginannya untuk bisa menulis cerita seperti para penulis buku yang dibacanya itu.

Maya mendapatkan ide tulisan-tulisannya itu dari peristiwa yang ditemuinya sehari-hari. Ketika sebuah gagasan muncul, Maya mencatat kata kunci gagasan itu, kemudian bila sudah ada waktu luang, ia akan mulai menuliskannya. Maya menulis karena ingin menyampaikan apa-apa yang ia pikirkan dan renungkan.

“Setiap hari saya bertemu banyak orang dan merasakan banyak pengalaman. Di antaranya, kadang ada yang membekas di diri saya, menjadi sesuatu yang saya pikir dan renung. Hasil pemikiran itu kadang saya tulis dalam bentuk nonfiksi, seperti artikel, kadang dalam bentuk fiksi, seperti novel.” Pemikiran yang ia tuangkan dalam nonfiksi bentuknya tersurat secara jelas, sedangkan dalam bentuk novel, kadang tersirat saja melalui perjalanan hidup tokoh-tokohnya.

Maya menjelaskan bahwa hal yang penting dalam menulis bukan kuantitas tulisannya, tapi proses berpikir yang dilalui agar bisa menghasilkan satu tulisan. Semakin seseorang bisa peka dan perhatian terhadap sekelilingnya, semakin banyak hal yang bisa ia tarik jadi bahan perenungan untuk diri sendiri, maka semakin banyak pula bahan tulisan yang didapat. Ada pelajaran yang bisa dipetik dari hidup orang-orang besar, yaitu kegiatan reseptif dan produktif itu seiring sejalan.

Reseptif itu maksudnya memasukkan pengetahuan dalam diri, baik dengan belajar secara lisan/tertulis maupun dengan merenung. Produktif itu maksudnya kegiatan mengeluarkan hasil pelajaran itu, baik secara lisan maupun tertulis. Semakin sering mereka melakukan kegiatan reseptif, semakin produktif mereka. Menurut Maya, kunci untuk menghasilkan kualitas tulisan yang baik ada pada kegiatan reseptif ini.

Setelah mendapatkan kabar tentang novelnya yang berjudul Kereta Malam menuju Harlok dan Peta Rahasia Nehan masuk dalam nominasi, Maya mengaku senang dan berterima kasih terhadap semua pihak yang selama ini selalu memberikan support. Terima kasih spesial juga disampaikannya untuk Indiva yang menerbitkan dua novel anak tersebut.

“Saya mendapat kebahagiaan dobel. Pertama, bahagia karena novelnya jadi pemenang sayembara Indiva dan kedua, novel itu jadi nomine fiksi anak terbaik IBF 2023,” kata Maya mengungkapkan rasa bahagianya.
Selain membaca dan menulis, sekarang ia tengah terlibat dalam beberapa kegiatan penguatan literasi anak-anak Indonesia.

Penulis: Muwafaqoh Ni’amillah (Editor Indiva Media Kreasi).

judul gambar
Indiva Media Kreasi, penerbit buku di Kota Surakarta, telah berkhidmat sejak 1 Agustus 2007. Mengusung tagline: Sahabat Keluarga.

Related Posts

1 of 5

Leave A Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *