Kabar gembira buat pecinta buku anak di Indonesia. Penulis anak produktif, Redhite Kurniawan, kembali siap merilis buku barunya yang diterbitkan oleh Indiva Media Kreasi, khususnya melalui lini Lintang Indiva. Sebagaimana kita tahu, beberapa novel anak Kak Redhite sudah diterbitkan oleh Indiva, seperti Amanah Terindah, Jejak Penunggu Sungai dan Panggung Untuk Palestina. Novel anak selanjutnya ini berjudul “Penakluk Sungai Way Sematus”.
Seperti biasa, novel ini sama kerennya dengan tulisan-tulisan Kak Redhite yang lain. Menampilkan keseruan Amin dan kawan-kawannya, anak-anak pemberani yang memiliki tekad sekeras batu saat mencoba menyelusuri Sungai Wai Sematus. Eit, bukan untuk main-main mereka menyeberangi sungai yang sebenarnya sangat berbahaya ini. Mereka terpaksa menyeberang karena … harus bersekolah.
Sedih sekali ya, jika banyak di antara anak-anak Indonesia khususnya di perkotaan bisa bersekolah dengan diantar jemput, atau minimal bersepeda atau jalan kaki dengan jarak yang tak terlalu jauh, ternyata masih ada anak-anak seperti Amin yang harus bersusah payah demi menempuh pendidikan dan cita-cita yang mereka idamkan. Meskipun kisah ini hanya merupakan fiksi, pada kenyataannya, masih banyak anak-anak seperti Amin di pelosok-pelosok negeri yang masih belum sepenuhnya tersentuh pembangunan.
Saat ini, novel Penakluk Sungai Way Sematus” sedang dalam proses cek akhir di penerbit, dan siap untuk dicetak. Ditunggu saja ya, tanggal mainnya, hehe. Yang penting, kamu sudah memasukkan novel anak keren ini di dalam wish list, alias daftar buku yang ingin kamu miliki.
Penasaran dengan cuplikan isi buku ini? Silakan simak info di bawah ini.
Judul : Penakluk Sungai Way Sematus
Kategori : Lintang
Penulis : Redhite Kurniawan
Ukuran : 14 x 20 cm
Halaman : 120 halaman
SINOPSIS
Amin mengucap salam sembari membuka pintu kelas. Semua pandangan mata langsung menyorotnya. Amin dan 3 kawannya terlambat, kelas sudah dimulai sejak setengah jam yang lalu.
“Maaf, Bu, kami terlambat. Ini tas Paridah talinya putus dan hanyut di sungai tadi.” Amin membuka restleting tas. Buku, baju basah, serta tetesan air pun tumpah ke lantai.
Empat bocah itu harus berjalan kaki jauh dan menyeberangi sungai setiap berangkat ke sekolah. Aliran Sungai Way Sematus bisa menenggelamkan mereka kapan pun. Tak ada jaminan keselamatan. Namun, anak-anak itu tidak takut. Banjir saat musim hujan pun mereka terjang demi bisa hadir sekolah tepat waktu. [@f]/
